Yodium adalah “bahan bakar” utama bagi kelenjar tiroid untuk menghasilkan hormon tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3), yang mengatur hampir setiap proses metabolisme dalam tubuh—mulai dari detak jantung hingga suhu tubuh. Tanpa yodium yang cukup, tiroid harus bekerja ekstra keras, yang pada akhirnya menyebabkan pembengkakan (goiter) atau hipotiroidisme.
Di Indonesia, sumber yodium terbaik dan paling mudah didapat adalah garam beryodium. Pastikan garam yang Anda beli memiliki label “beriodium” dan simpan dalam wadah tertutup agar yodium tidak menguap. Selain itu, rumput laut (nori, wakame, atau kombu) yang sering digunakan dalam masakan Jepang atau sup rumput laut lokal mengandung yodium dalam jumlah tinggi—cukup 1-2 gram rumput laut kering sudah memenuhi kebutuhan harian.
Ikan laut seperti ikan tongkol, sarden, atau teri juga kaya yodium alami. Mengonsumsi 100 gram ikan laut segar dua kali seminggu sudah cukup untuk menjaga kadar yodium stabil. Telur dan susu sapi juga mengandung yodium, terutama jika ternaknya diberi pakan yang mengandung mineral ini.
Namun, jangan berlebihan—kebutuhan yodium harian untuk orang dewasa hanya sekitar 150 mikrogram. Terlalu banyak yodium justru bisa memicu hipertiroidisme, terutama pada orang dengan riwayat penyakit tiroid autoimun. Cara terbaik adalah menyeimbangkan asupan dari berbagai sumber alami, bukan mengandalkan suplemen kecuali atas rekomendasi dokter.
Mulailah hari Anda dengan semangkuk sup ikan teri atau tambahkan nori ke dalam nasi goreng. Dengan kebiasaan kecil ini, tiroid Anda akan bekerja lebih efisien, energi tetap stabil, dan risiko gangguan hormon pun berkurang secara alami.
